COAL BASIN ANALYSIS SERIES- MODEL PENGENDAPAN DELTA: HORNE DKK (1978) VS ALLEN (1976)
Dalam
melakukan analisis batubara, perlu diperhatikan bahwa lingkungan pengendapan
batubara akan sangat mempengaruhi kualitas batubara, baik Petrologi maupun
Geokimianya. Berikut ini merupakan pembahasan model pengendapan batubara pada
lingkungan Delta, dimana berisi model pengendapan dari Horne dkk (1978) dan
Allen dkk (1976).
a. Karakteristik
Lingkungan Pengendapan
Lingkungan
pengendapan merupakan suatu tempat atau lokasi terakumulasinya suatu material
sedimen pada satu lingkungan yang sama dengan kriteria-kriteia khas yang
menggambarkan dimana ia diendapkan. Lingkungan pengendapan sangat penting dalam
Geologi, sebab dengan mengetahui karakteristiknya, maka dapat dilakukan
pemodelan ulang akan suatu kondisi daerah tersebut pada masa lalu dan dapat
mengestimasikan potensi sumber dayanya, dalam konteks ini adalah batubara.
Lingkungan
pengendapan Delta adalah suatu lokasi yang mengalami pengendapan dengan
memiliki kriteria daerah Delta, dimana pendekatannya dapat dilakukan terhadap
kenampakan Delta modern dan diproyeksikan pada kondisi masa lampau. Delta
sendiri merupakan salah satu lingkungan pengendapan batubara paling ideal,
sebab pada lingkungan delta material organik yang terakumulasi cukup banyak dan
daerahnya memiliki kondisi arus yang cukup tenang.
Horne dkk (1978)
mengklasifikasikan lingkungan pengendapan Delta berdasarkan analisis yang
dilakukan pada Pegunungan Appalachian di Amerika Serikat. Sementara, Allen dkk
(1976) mengklasifikasikan lingkungan pengendapan Delta berdasarkan
penelitiannya di Delta Mahakam, Indonesia.
1. Lingkungan
Pengendapan Delta menurut Horne dkk (1978)
Horne sendiri
melakukan zonasi lingkungan pengendapan delta dengan parameter kenampakan
dari Seam batubara pada wilayah Appalachian di Amerika
Serikat, berupa Ketebalan, Kemenurusan, kondisi roof dan floor,
konsentrasi Sulfur dan trace elements, dan kadar abu. Walau begitu,
untuk menjelaskan lingkungan pengendapannya, ia menggunakan kriteria penciri
tertentu agar dapat dilakukan zonasi lingkungan pengendapannya. Berdasarkan
faktor tersebut, dapat diklasifikasikan lingkungan pengendapan Delta sebagai Barrier,
Back-Barrier, Lower Delta Plain, Transitional Delta Plain dan Upper
Delta Plain-Fluvial.
Barrier
Kriteria utama
untuk mengenali lingkungan barrier adalah hubungan lateral dan vertikal
struktur sedimen dan urutan tekstur serta mineral dari batupasir. Jika semakin
kearah laut, batupasir menjadi lebih halus dan disisipi dengan serpih
karbonatan pur merah dan hijau dan batuan karbonat dengan fauna laut. sedangkan
semakin kedarat, kenampakannya berupa serpih lagoonal gelap hingga keabu-abuan
dengan fauna air payau. Karena aktivitas gelombanga dan pasang surut, batupasir
pada sistem barrier didominsai mineral kuarsa dan lebih tersortasi dibandingkan
lingkungan pengendapan lainnya meskipun diendapakn di wilayah yang sama.
Back-Barrier
Karakteristik
lingkungan pengendapan ini memiliki komponen utama berupa serpih Organik
abu-abu gelap dan batulempung yang secara langsung dibatasi oleh batubara tipis
yang tidak menerus ataupun burrow yang terisi siderit.
Lingkungan peralihan ini memiliki urutan semakin mengkasar keatas, dan
ditemukannya banyak burrow, serta umumnya terdapat fauna laut
hingga fauna air payau. Semakin kelaut, material tersebut akan pinch out
terhadap batupasir kaya kuarsa yang berasal dari barrier. Semakin kedarat,
materialnya akan disispi oleh batupasir Subgraywacke dari
lingkungan fluvial-deltaic.
Lower
Delta Plain
Pada daerah ini
didominasi oleh adanya coarsening upwarddari serpih hingga
batulanau. Pada bagian bawah didominasi serpih abu-abu gelap hingga hitam dan
terlihat sebaran siderit serta batugamping, meskipun tidak secara umum.
Batupasir terlihat dengan adanya struktur ripple serta
struktur yang menggambarkan arus yang menandakan peningkatan energi dari laut
dangkal. Kemudian terlihat adanya bekas-bekas akar yang berasal aktivitas
tumbuhan creavase splays.
Transitional
Lower Delta Plain
Zona
diantara lower dan upper delta plain adalah
zona transisi yang mengandung karakteristik litofasies dari sekuen tersebut
dicirikan oleh litologi yang berbutir halus daripada sekuen lower delta
plain. Perkembangan rawa pada lingkungan transisi lower delta plain
sangat intensif, karena adanya pengisian sedimen pada daerah interdistributary
bay sehingga dapat terbentuk lapisan batubara yang tersebar luas
dengan kecenderungan agak memanjang sejajar dengan jurus perlapisan
Upper
Delta Plain-Fluvial
Pada lingkungan
ini sebarannya luas cenderung memanjang sejajar jurus pengendapan,
kemenerusan lapisan lateral sering terpotong channel, di tandai splitting akibat
channel yang besar dan washout oleh channel subsekuen dan
kandungan sulfurnya rendah. Endapannya didominasi oleh bentuk linier, tubuh
pasir lentikuler, pada batupasir terdapat Scouring pada bagian
bawahnya, permukaan terpotong tajam, tetapi secara lateral pada bagian atas
bagian batupasir ini Pinch-out dengan serpih abu-abu,batulanau
dan lapisan batubara.
Diatas bidang
gerusan terdapat kerikil lepas dan hancuran batubara yang melimpah pada bagian
bawah, semakin ke atas butiran semakin menghalus pada batupasir. Sifat khas
tersebut menunjukkan energi yang besar pada channel pada
sekitar rawa kecil dan danau-danau, dari bentuk batupasir dan berdasarkan
pertumbuhan lapisan point bar menunjukkan bahwa hal ini
dikontrol oleh sungai meander.
Sikuen
endapan backswap dari atas ke bawah terdiri dari seat
earth, batubara, dengan serpih dengan fosil tanaman yang melimpah dan
jarang pelecupoda air tawar, batubara secara lateral menebal dan akhirnya
bergabung dengan tubuh utama batupasir, batupasirnya tipis berbutir halus,
mengkasar ke atas, hal ini merupakan endapan pada lingkungan air terestrial,
mungkin rawa dangkal atau danau.
2. Lingkungan Pengendapan
Delta menurut Allen dkk (1976)
Gambar
2. Morfologi Delta Mahakam secara Umum (Allen dkk, 1976) |
Delta Plain
Dicirikan oleh suatu distributaries dan interdistributaries
area. Proses sedimentasi utama di delta plain adalah arus sungai,
walaupun arus pasang surut juga muncul. Pada daerah dengan iklim
lembab, delta plain mungkin mengandung komponen organik
penting (gambut yang kemudian menjadi batubara). Gambut merupakan kemenerusan
dari paleosol ke arah downdip (terletak pada bidang kronostratigrafi yang
sama) yang mewakili suatu periode panjang terbatasnya influks sedimen
klastik.
Tidal
Channel
Pada lingkungan
ini biasanya memiliki ciri kaya akan material organik, lempung kaya akan
tumbuhan, semakin kedalam ditemukan endapan lempung marine, yang
mengindikasikan Channel terbentuk diatas Delta Front dan
mengerosi endapan lempung marine di sana. Fungsi
dari Channel ini mengalirkan air dari delta plain saat
adanya banjir akibat hujan maupun pasang. Salinitas pada daerah ini cukup
tinggi dan energi di daerah ini dipengaruhi oleh arus baik dari pasang maupun
sungai.
Delta
Front
Delta front
merupakan sublingkungan dengan energi tinggi, dimana sedimen secara
konstan dirombak oleh arus pasang surut (tidal), arus laut sepanjang
pantai (marine longshore current)
dan gelombang (kedalaman 10 meter atau kurang). Endapan pada
delta front meliputi sheet sand delta front, distributary
mouth bar, endapan river-mouth tidal, near shore, longshore,
dan endapan stream mouth bar.
Delta front
terdiri dari zona pantai dangkal yang berbatasan dengan delta plain. Delta
front ditunjukkan oleh suatu sikuen yang mengkasar
keatas berskala besar yang merekam perubahan fasies vertikal ke arah
atas dari sedimen offshore berukuran halus atau fasies prodelta ke
fasies shoreline yang biasanya didominasi batupasir.
Sikuen ini dihasilkan oleh progradasi delta front dan mungkin
terpotong oleh sikuen Tidal Channel maupun Fluvial
Channel saat progradasi berlanjut .
Interdistributary
Tidal Inlet
Secara vertikal,
pada lingkungan ini terbentuk sedimen muddy dengan
kelimpahan fauna marine semakin kearah laut dan semakin keatas
serta terdapat onlap berupa endapan laut yang menandakan
adanya transgresi serta terbentuk secara selaras diatas laminasi lignit serta
endapan lempung dari tidal flat secara gradasi keatas menuju
ke lempung delta front.
Prodelta
Prodelta
merupakan lingkungan transisi antara delta front dan endapan marine
shelf. Merupakan bagian dari delta di bawah kedalaman efektif
erosi gelombang, terletak di luar delta front dan menurun ke lantai
cekungan sehingga tidak ada pengaruh gelombang dan pasang surut dimana
terjadi akumulasi mud, umumnya dengan sedikit bioturbasi.
Gambar 3. Pola Perkembangan Sedimentasi pada lingkungan Delta (Allen dkk, 1974) |
.
b. Perbedaan Model Pengendapan Delta
Secara umum perbedaan model pengendapan Horne dkk (1978) dan
Allen dkk (1976) adalah penjelasan mengenai penyebaran batubara pada
masing-masing model. Pada model Horne, dijelaskan bahwa faktor utama yang
menyebabkan adanya perbedaan penyebaran, ketebalan dan konsentrasi materialnya
adalah dari struktur dan faktor arus yang bekerja. Hal ini sendiri dilihat dari
kenampakan batubara pada kondisi di lapangan. Sementara pada model Allen
dkk, ia belum menjelaskan keberadaan material marine pada modelnya dikarenakan
fokus utamanya adalah menjelaskan model delta yang didominasi oleh sungai,
sehingga pengaruh material marine tidak terlalu diberikan
perhatian.
Daftar Pustaka
Allen, G.P., Laurier, D., Thouvenin, J., 1976. Sediment Distribution Pattern in the Modern Mahakam Delta. Proceedings Indonesian Petroleum Association, 5th Annual Convention, June, pp.159-178
Horne, J.C., Ferm, J.C., Caruccio, F.T., Baganz, B.P., 1978. Depositional Models in Coal Exploration and Mine Planning in Appalachian Region. The American Association of Petroleum Geologist Bulletin 62, No. 12, pp. 2379-2411
Komentar
Posting Komentar